Selasa, 15 April 2014

Polisi Dalami Kemungkinan Ada Korban Lain di JIS

Penyidik Polda Metro Jaya akan mendalami kemungkinan adanya korban lain dalam kasus pelecehan seksual terhadap salah satu siswa TK di Jakarta International School.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto mengatakan, pihaknya juga akan mendalami perilaku dari petugas kebersihan dan petugas lain di sekolah internasional tersebut. Hal itu dilakukan terkait dugaan adanya pelaku lain dalam kasus pelecehan seksual terhadap AK (6).

tas branded
"Pendalaman tentang perilaku-perilaku petugas di situ (JIS) sedang diupayakan disortir. Apa ada yang lain yang punya penyakit psikis dan apakah ada korban lainnya di lingkungan sekolah," ungkap Rikwanto dalam konferensi pers di Mapolda Metro Jaya, Selasa (15/4/2014).

Sebelumnya diberitakan, polisi menyatakan bahwa pelaku memiliki gangguan psikis. "Tersangka adalah penjaga toilet. Mereka memang punya penyakit psikis," ujar Rikwanto.

Dalam kasus ini, penyidik Polda Metro Jaya sudah menetapkan tiga orang sebagai tersangka. Dua tersangka pria, yakni AI dan VA, langsung ditahan, sementara tersangka lain, AF (perempuan), tidak ditahan karena tidak ada cukup bukti.

Menanggapi kasus ini, pemerhati anak Seto Mulyadi mengatakan, lingkungan sekolah seharusnya menjadi tempat "teraman" bagi seorang anak mengikuti kegiatan pendidikan.

Umur 16 Tahun, Anak Tukang Ojek Jadi "Hacker"

Seorang pelajar berinisial AD (16) ditangkap tim Cyber Crime Kepolisian Daerah Jawa Timur pada 2 April 2014.

AD yang masih duduk di bangku kelas XI salah satu SMK di Sangatta Utara, Kutai Timur, Kalimantan Timur, diduga telah menjadi peretas (hacker) yang berhasil membobol dua perusahaan besar di Jawa Timur dan Yogyakarta.

Berita penangkapan tersebut baru tersiar setelah keluarga AD merasa gelisah dengan kondisi AD yang kabarnya berpindah-pindah tahanan selama dibawa oleh tim Cyber Crime Polda Jatim.

“Adik saya ditangkap Polda Jatim, tapi saya masih tidak percaya dengan tuduhan dari kepolisian. Katanya adik saya adalah hacker yang memiliki jaringan internasional. Padahal di rumah tidak ada komputer, apalagi internet,” kata MA, kakak AD yang merupakan warga Sangatta, Selasa (15/4/2014).

tas wanita

Berita penangkapan tersebut dibenarkan Kepala Reskrim Kutai Timur, AKP Yogie. Menurut dia, melalui koordinasi dengan Polres Kutim, tim Cyber Crime Polda Jatim berhasil menangkap AD di rumahnya pada 2 April lalu.

“Iya, Polda Jatim sudah lebih dulu berkoordinasi dengan kami. Kami hanya bertugas menunjukkan lokasi dan alamat si AD,” kata Yogie.

Yogie menjelaskan, persoalan AD memang tidak masuk ranah Polres Kutim. Pasalnya, dua perusahaan yang dibobol AD bertempat di Jawa. Polres Kutim hanya bertugas sebagai penunjuk arah.

AD diduga berhasil menembus rekening kas dua perusahaan besar, yaitu Indo Abadi Sari Makmur (Indosar) Jatim dan Citos di Yogyakarta.

Ayah AD bekerja sebagai tukang ojek anak sekolah di Kutim, sedangkan ibunya adalah seorang ibu rumah tangga.